Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi XI DPR
Zulkiflimansyah menganggap Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo
terlalu bersemangat memberikan informasi kepada Menteri Badan Usaha
Milik Negara Dahlan Iskan.
"Sayangnya, Dahlan Iskan setelah menerima informasi dari dirut Merpati tidak melakukan klarifikasi terlebih dahulu," kata Zulkiflimansyah sebelum memberikan keterangan kepada Badan Kehormatan (BK) DPR di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan saat pertemuan dengan Rudy Setyopurnomo pada 1 Oktober 2012, sempat terjadi obrolan dengan anggota Komisi XI untuk menunggu kuorum rapat.
Saat itu, dalam obrolan informal, sempat ada anggota Komisi XI yang menanyakan tentang "bussiness plan" Merpati.
"Saya kira wajar bila ada yang menanyakan `bussiness plan`. Saya khawatir, pertanyaan tentang `bussiness plan` itu yang dianggap sebagai bentuk pemerasan," katanya.
Yang patut disesalkan, kata dia, nama-nama seperti Saidi Butarbutar dan Linda Megawati yang disebut-sebut Dahlan Iskan sebagai pemeras justru tidak bicara sama sekali dalam obrolan informal itu.
Karena itu, dia merasa terkejut setelah sejumlah nama beredar di publik sebagai anggota DPR yang diduga memeras BUMN.
"Saat itu kami sedang reses di daerah. Tentu menjadi sebuah pukulan psikologis saat ditanya apakah bapak atau ibu memeras BUMN," ucapnya.
Apalagi, kata dia, isu itu juga bisa digunakan oleh lawan politik atau kompetitor sebagai alat untuk menyerang menjelang pemilu.
"Keluarga besar anggota DPR yang bersangkutan juga tentu merasa terhina," ujarnya.
Namun, dia mengatakan upaya Dahlan Iskan yang ingin mengungkap dan mencegah pemerasan terhadap BUMN oleh anggota DPR tetap perlu didukung.
Menurut dia, BUMN merupakan aktor utama dalam perekenomian negeri yang harus didukung. Dia mengatakan kasus tersebut jangan sampai membuat DPR merasa dendam dengan BUMN.
0 komentar:
Posting Komentar